Sebelum menjadi masjid,
Hagia Sofia adalah sebuah gereja Kristian Timur yang dibina oleh
Constantius, putera Kaisar Constantine Agung. Gereja ini kerap rosak
dilanda gempa.
Walaupun bangunannya
dibina berbentuk kubah tahan gempa, tapi tetap runtuh. Pada tahun 7 Mei
558 M, semasa Kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh akibat
gempa.
Pada 26 Oktober 986, semasa pemerintahan Kaisar Basil II (± 958-1025), sekali lagi masjid ini dilanda gempa.
Dari Gereja Byzantium dijadikan Masjid kemudian dijadikan Muzeum semasa pemerintahan sekular Kamal Ataturk |
Ketika Konstantinopel
jatuh ke tangan tentera Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad II bin
Murad II Turki Usmani (yang terkenal dengan julukan ‘al-Fatih’/sang
penakluk) pada tanggal 27 Mei 1453. Semasa
memasuki kota itu, al-Fatih turun dari kudanya dan membuat sujud syukur
kepada Allah SWT. Lalu beliau pergi ke Gereja Hagia Sofia dan
memerintahkan untuk mengubahnya menjadi Masjid yang terkenal dengan nama
Masjid Aya Sofia.
Nama Konstantinopel juga ditukar menjadi Islam Pol (Kota Islam) dan akhirnya berubah menjadi Istanbul.
Setelah kekhilafahan
Turki Usmani kalah pada Perang Dunia I, pasukan sekutu menguasai
Istanbul pada tahun 1922 M. Bangunan kuno Aya Sofia yang hampir lima
abad dijadikan masjid, diubah menjadi muzeum oleh penguasa baru Turki,
Mustafa Kamal Ataturk (Bapa Republik Sekular Turki) dan memindahkan ibu
kota Turki dari Istanbul ke Ankara.
Sejak itu, masjid Aya
Sofia dijadikan salah satu tarikan pelancongan terkenal oleh pemerintah
Turki di kota Istanbul. Nilai sejarahnya dilitupi oleh gaya arkitektur
Byzantium yang indah mempesona.
Inilah salah satu usaha
musuh-musuh Islam untuk menghilangkan jejak kejayaan Islam. Padahal,
dulu Sultan Muhammad al-Fatih hanya didukung oleh 265 orang untuk
menaklukan kota Byzantium / Konstantinopel / Istanbul yang menjadi pusat
kerajaan Rom Timur.
*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber islampos.com
detik islam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan