Mengapa sukar menyelami hati wanita?
Adakah kita yang membuatkan kaum adam
tidak memahami kita, atau memang asal kejadian dan pembinaan diri kita
yang sedemikian rupa membuatkan spesifikasi hati kita juga sukar ditelah
?
Mengapa pula neraka Allah yang maha dahsyat dan tidak tertanggung itu pula menjadi tempat kembalinya ramai kaum kita?
Adakah kita ini ini makhluk Allah yang lemah dan selalu jadi mangsa atau kita inilah pemangsa?
seandainya kita selalu ditindas dan teraniaya, maka mengapa kita pula yang memenuhi 2/3 neraka itu?
bukankah janji allah, doa orang yang teraniaya itu makbul?
lalu, kalau benar kita ini selalu
dizalimi oleh kaum adam, para suami, maka mengapa mereka yang
berkelakuan begitu tidak menjadi statistik ahli neraka?
Adakah ada sesuatu dalam diri kita, dalam
pegangan kita, dalam penerimaan kita, dalam penafsiran kita akan
hakikat ujian dan dugaan hidup dari Allah yang salah, yang jauh tersasar
dari kenyataan sebenar?
Adakah kita merasakan yang diri kita
dizalimi suami, suami panas baran, suami tidak adil, suami tidak
bertanggung jawab, suami tidak pengasih, suami lokek, suami itu dan ini,
tetapi rupanya diri kita yang terjebak dalam tipu daya iblis dan
syaitan laknatullah, sehingga tersilap mentafsir?
Sehingga sebenarnya hati kita, keyakinan
kita yang diri kita dizalimi itu, kegagalan kita untuk nampak Allah di
sebalik semua kejadian dalam kehidupan kita, maka sebenarnya itulah
sebenarnya punca malapetaka dalam kehidupan kita?
Dalam erti kata lain, sebenarnya kita
sendiri yang menarik bala dalam hidup kita, bukan dari orang lain tetapi
datang dari lubuk hati kita sendiri secara tanpa sedar…
dan atas keyakinan kita itulah, rupanya penyebab utama kepercayaan kita pada Allah tidak teguh. kita tidak mampu redho, hening, sabar dan ikhlas ..kita gagal menghadirkan sifat-sifat itu dalam hati kita .. kita tidak mampu lihat Allah dalam semua perkara ..
Tiada Allah dalam hati kita, yang ada
hanya perasaan betapa tidak adilnya kita diperlakukan, kita dicurangi,
kita ditipu, kita diduakan, kita tidak diberi perhatian dan bagai…
lalu, semua perasaan itu menjadi kesumat
dan punca kezulmatan yang menyelubungi diri, lalu kita terus hanyut
dalam kegelapan dan terusan menyangka kita adalah mangsa walhal hakikat
sebenarnya kitalah pemangsa..
http://pakarcinta.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan