Syam adalah negeri iman dan Islam saat terjadi huru-hara dan peperangan dahsyat.
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.”
Syam merupakan pusat negeri Islam di akhir zaman.
“Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi s.a.w. dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada lagi perang. Nabi s.a.w. menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat.” (HR. Imam Ahmad)
Syam merupakan benteng umat Islam saat terjadinya malhamah kubro (perang dahsyat akhir zaman)
“Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata: Aku menemui Nabi s.a.w. lalu aku ucapkan salam. Rasulullah: Auf ?
Aku: Ya, benar.
Rasulullah: Masuklah.
Aku: Semua atau aku sendiri?
Rasulullah: Masuklah semua.
Rasulullah: Wahai Auf, hitung ada enam tanda Kiamat. Pertama, kematianku.
Aku:
Kalimat Rasulullah s.a.w. ini membuatku menangis sehingga Rasulullah
s.a.w. membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: satu.
Rasulullah: Penaklukan Baitul Maqdis.
Aku: Dua.
Rasulullah: Kematian yang akan merenggut umatku dengan cepat seperti wabah kematian kambing.
Aku: Tiga.
Rasulullah: Konflik dahsyat yang menimpa umatku.
Aku: Empat.
Rasulullah: Harta membumbung tinggi nilainya hingga seseorang diberi 100 dinar masih belum puas.
Aku: Lima.
Rasulullah:
Terjadi gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa
pirang), lalu mereka mendukung kalian dengan 80 tujuan.
Aku: Apa maksud tujuan?
Rasulullah:
Maksudnya panji. Pada tiap panji terdisi dari 12.000 prajurit. Benteng
umat Islam saat itu di wilayah yang disebut Ghouthoh, daerah sekitar
kota Damaskus.” (HR. Imam Ahmad)
Catatan: Daerah bernama Ghauthah masih ada hingga kini, tak berobah namanya, dan letaknya memang dekat Damaskus.
Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi s.a.w. bersabda: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad)
Catatan: Daerah bernama Ghauthah masih ada hingga kini, tak berobah namanya, dan letaknya memang dekat Damaskus.
Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi s.a.w. bersabda: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad)
kredit: rakanblog
blog tok wan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan