Isnin, 11 Februari 2013

Kuburan Menanti Kita

Pernahkah anda melihat kuburan?
Pernahkah anda melihat gelapnya kuburan?
Pernahkah anda melihat sempit dan dalamnya liang lahat?
Pernahkah anda membayangkan kengerian dan kedahsyatan alam kubur?
Sedarkah anda bahawa kuburan itu dipersiapkan untuk anda dan untuk orang-orang selain anda?
Bukankah silih berganti anda melihat teman-teman, orang-orang tercinta dan keluarga dekat anda diusung dari dunia fana ini ke kuburan?






Dari buaian dunia yang terang benderang ke kegelapan liang lahat...
Dari keceriaan bermain dengan keluarga dan anak-anak kepada kekerasan tanah dan ulat-ulat ...
Dari kenikmatan makanan dan minuman kepada timbunan debu dan tanah...
Dari kelembutan pergaulan di tengah-tengah keluarga kepada bersendirian yang mengerikan...
Dari tilam yang empuk kepada tempat pergulatan amal yang sangat menakutkan.

Di dalam kubur, liang yang sangat sempit itu, tak lagi berbeda antara pelayan dan sang majikan, tak akan ada lagi perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, semuanya sama. Nikmat kemewahan dan kelazatan dunia pasti
berakhir dengan kematian. Dan segenap umat manusia bersependapat bahawa kematian
itu tidak mengenal umur tertentu, waktu tertentu atau sakit tertentu. Hal mana agar manusia selalu waspada dan terus bersiap-siap kerananya.

Kengerian kubur Dari Hani' Maula Utsman, ia berkata, 'Jika Utsman ra. berdiri di samping kuburan maka beliau menangis hingga basah janggotnya'.

Maka dikatakan kepada beliau, 'Jika engkau mengingat Syurga dan Neraka tidak menangis, mengapa engkau menangis karena ini?

Maka beliau menjawab, 'Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
"Kuburan adalah awal kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat daripadanya, maka setelahnya menjadi lebih mudah. Dan jika ia tidak selamat daripadanya, maka setelahnya lebih mengerikan."

Kemudian Utsman ra. berkata, 'Rasulullah saw. juga bersabda, 'Aku tidak melihat suatu pemandangan melainkan kuburan lebih mengerikan daripadanya."
HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dihasankan oleh Al-Albani

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah suatu hari menasihati para sahabatnya, diantaranya beliau
berkata:

Jika kalian melalui kuburan, panggillah mereka jika engkau boleh memanggil. Lihatlah, betapa berdempetnya ( sempit ) rumah-rumah mereka. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya dari mereka, masih tersisakah kekayaan mereka?
Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masih tersisakah kemiskinan mereka?
Tanyakanlah tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan?.
Tanyakan pula tentang kulit-kulit lembut dan wajah-wajah yang cantik jelita, juga tubuh-tubuh yang halus mulus, apa yang diperbuat oleh ulat-ulat di balik kafan-kafan mereka?
Lisan-lisan itu telah hancur, wajah-wajah yang cantik jelita itu telah dirobek-robek ulat, anggota badan mereka telah terpisah berserakan.

Lalu di mana pelayan-pelayan mereka yang setia?
Di mana tumpukan harta dan sederetan pangkat mereka?
Di mana rumah-rumah gedong mereka yang banyak dan menjulang
tinggi?
Di mana kebun-kebun mereka yang rendang dan subur?
Di mana pakaian-pakaian mereka yang indah-indah dan sangat mahal?
Di mana kenderaan-kenderaan mewah kesukaan mereka?
Di mana kolam renang dan telaga peribadi mereka?
Bukankah mereka kini berada di tempat yang sangat sunyi?
Bukankah siang dan malam bagi mereka sama saja?
Bukankah mereka berada dalam kegelapan?
Mereka telah terputus dengan amal mereka.
Mereka telah berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, harta dan segenap keluarganya.

Kerana itu, wahai orang yang tak lama lagi akan tinggal di kuburan!
Kenapa engkau terpedaya dengan dunia?
Renungkanlah orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap
untuk dapat kembali ke dunia. Agar dapat menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi, itu
semua tidak mungkin terjadi kerana mereka telah dikuburkan.

Yazid Ar-Riqasyi rahimahullah berkata kepada dirinya sendiri, 'Celaka engkau wahai Yazid!,
siapa yang akan mendirikan sholat untukmu setelah engkau mati?
Siapa yang akan berpuasa untukmu setelah engkau mati?
Siapa yang akan memintakan maaf untukmu setelah engkau mati?'

Lalu dia berkata, 'Wahai manusia, mengapa kalian tidak menangis dan meratap kepada dirimu atas sisa hidupmu. Barangsiapa yang akhirnya adalah mati, kuburan sebagai rumah tinggalnya, tanah sebagai tilamnya dan ulat-ulat yang menemaninya, serta dalam keadaan demikian ia menunggu Hari Kiamat yang sangat mengerikan. Wahai, bagaimanakah keadaan seperti ini?'

bicarasantai2011blogsport

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...