“Tidaklah orang Muslim ditimpa cubaan berupa penyakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan keburukannya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Terubat hati dan jasad yang sedang meronta pilu kesakitan ini dipujuk
hadis ini. Digagah juga untuk terus bangun menyempurnakan misi
perjuangan hidup yang berliku-liku. Perjuangan mesti diteruskan!
Untuk kesekian kalinya ana diuji lagi dengan ujian dari Nya. Puas
sudah berjumpa doktor, namu tiap kali diajukan soalan yang sama,
jawapannya masih terus membuat ana tersenyum sinis. Membuatkan ana
berfikir sejenak, apakah para doktor hanya tahu menghafal ubat tanpa
punya rasa ingin tahu akan sebab dan punca terjadinya penyakit itu.
Pesanan untuk para bakal doktor sekalian, elakkan daripada bertanya
pesakit anda apakah masalah yang dihadapi mereka kerana soalan itu
sepatutnya mereka tujukan kepada kalian! dan kini mungkin ana pengumpul
ubat paling berjaya di institut ini..
Semua orang pernah sakit. Rasulullah S.A.W sendiri pernah mengalami
sakit. Namun begitu Nabi tetap sabar dan tabah. Beliau mengatakan kepada
Ibnu Mas’ud, bahawa penyakit yang datang ke dalam tubuh seorang Muslim
itu dapat menggugurkan dosa sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.
Dalam waktu lain, Rasulullah menjenguk Salman al-Farisi yang sedang berbaring sakit. Rasulullah bersabda. “Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu dikala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan dari Allah Subhanahu Wa Taala, doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu.”
Rasulullah pun melarang untuk mencela penyakit. Ketika Ummu Saib sakit dan mencela penyakit yang menimpanya, Nabi bersabda.
“Janganlah kamu mencela demam. Kerana sesungguhnya demam itu menghakis kesalahan anak cucu Adam sebagaimana bara api mengikis keburukan besi.” (HR. Muslim)
Hikmah Sakit
Dalam sebuah buku yang berjudul Yasalunaka fi al-Dinwa al-Hayat dan
dikutip dalam Tabloid Syiar, Dr. Ahmad al-Syurbasi menulis ada lima
hikmah dari sakit yang dialami manusia.
Pertama, sakit merupakan kesempatan untuk beristirahat. Kecenderungan
manusia saat sihat adalah memperlakukan tubuhnya laksana robot. Ia
terus bekerja demi mengejar kenikmatan dan kesenangan materi tanpa henti
dan tanpa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Ia tidak menyedari
bahwa otot-otot yang ada dalam tubuhnya memiliki keterbatasan.
Maka ketika seseorang sakit, ia memperoleh kesempatan untuk
beristirahat, sambil melakukan introspeksi dan berpikir untuk
memperbaiki pola hidupnya setelah ia sembuh nanti.
Kedua, sakit merupakan pendidikan. Ketika seseorang
sakit parah, ia akan memahami betapa mahalnya nilai kesihatan. Ia pun
rela mengeluarkan segala yang ia miliki demi kesembuhan penyakitnya.
Ketika seseorang sakit, ia akan merasakan betapa nikmatnya selalu
ditemani, dilayani, disediakan makanan, dan yang paling nikmat dihibur.
Maka, setelah sembuh nanti, ia akan tahu apa yang harus ia lakukan
ketika orang lain yang sakit.
Ketiga, sakit merupakan teguran atas kesombongan manusia. Ketika
sihat, manusia terkadang bertingkah seolah-olah dialah yang paling
gagah, paling berkuasa dan paling berpengaruh. Tapi ketika sakit
menderanya, segagah apapun menusia, sebesar apapun manusia dan sebesar
apapun pengaruhnya, ia tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Ketika
itu, ia tidak lebih dari seonggok tulang dan darah yang dibungkus
kulit.
Keempat, sakit merupakan kesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa. Hal
ini bukan hanya dilakukan oleh yang soleh, orang sejahat apapun ketika
sakit parah tak bisa berbuat apa-apa. Tangannya tidak ringan lagi.
Mulutnya tak mampu mencacimaki lagi. Yang ada hanyalah penyesalan dan
penyeselan.
Di samping itu, sakit yang diderita manusia merupakan kesempatan
untuk memohon ampun atas dosa-dosanya. Dalam hadits diterangkan.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, kebingungan,
kesedihan dan keruwetan hidup, atau bahkan tertusuk duri, kecuali Allah
menghapus dosa-dosanya. (HR. Muttafaq Alaih).
Kelima, sakit merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan keluarga dan sosial. Ketika
seseorang sakit, kerabat dekat akan semakin dekat, kerabat jauh akan
menjadi dekat dan yang kenal akan semakin akrab. Ketika seorang anak
sakit, orang tua akan semakin sayang dan perhatian terhadap anaknya.
Sebaliknya, ketika orang tua sakit, sang anak akan semakin sayang dan
hormat kepada orang tuanya.
Maha Suci Allah yang maha mengetahui. Sesungguhnya setiap yang
terjadi itu punya sebab dan hikmah yang tersendiri. Allah sedang
mendidik hambaNya dengan melimpahkan ‘sakit’. Mendidik hambaNya supaya
tidak lalai dalam mentaati Nya. Ampunkan kami Ya Allah kerana kufur
nikmat yang Engkau berikan…
Ampunkan kami Ya Allah…
https://mujahidareryl.wordpress.com/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan