Sabtu, 26 Mac 2016

Mengapa Kaum Nasrani Membakar dan Memusnahkan Talmud?


PADA abad pertengahan Talmud diserang habis-habisan, ada usaha sistematik untuk membumihanguskan Talmud dari muka bumi, kerana Talmud dianggap sumber utama Ta'alim (inti ajaran) Yahudi, yang menjadi pendorong utama kaum Yahudi menentang kuasa dan penebar permusuhan terhadap agama Nasrani, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sampai-sampai raja Honorius dalam salah satu amar keputusan yang dikeluarkannya, memberi maklumat tentang:

"Bahwa semua rabi (pendeta Yahudi) adalah manusia yang kehilangan akal sihat! Meski kitab Perjanjian Lama (Taurat) merupakan kitab suci kaum Nasrani yang ditulis dengan bahasa Ibrani, sebagaimana Talmud yang juga ditulis dengan bahasa Ibrani. "

Namun demikian tidak menyurutkan kaum Nasrani untuk membumihanguskan Talmud, kerana kaum Nasrani menganggap Talmud adalah biang segala kehancurankan yang dipropagandakan kaum Yahudi. Para raja, para Paus melakukan kempen besar-besaran untuk memerangi kewujudan Talmud, mereka meneriakkan jargon-jargon anti Talmud.


Gerakan anti Talmud itu sendiri sebenarnya sudah mewacana sejak abad ketiga belas, tepatnya di bumi Perancis dikeluarkan amar perintah maklumat membakar dan membumi hanguskan Talmud, yang sedemikian itu terjadi di masa Louis the Pious ' ", yang berkuasa dari tahun 1226-1270 M, perintah sama juga dikeluarkan di bumi Inggeris, hal itu terjadi pada tahun 1290 M, dimana raja Inggeris mengeluarkan perintah untuk mengusir semua kaum Yahudi dari bumi England, setelah terbongkar kedok makar dan tipu daya mereka lebih-lebih kebiadaban mereka terhadap rakyat Inggeris yang majoriti adalah pemeluk Nasrani yang ta 'at.

Dalam Jewish Universal Encyclopaedia disebutkan: Bahwa ada 24 kereta yang membawa kitab berbahasa Ibrani, dibakar di Paris pada tahun 1242 M dalam sehari. Tragedi yang menyayat hati itu disaksikan Meir seorang sasterawan Yahudi yang berasal dari Rothenberg, peristiwa pembakaran tersebut benar-benar meninggalkan duka yang teramat dalam pada diri Meir, sehingga ia menulis syair-syair duka cita, yang sampai hari ini masih boleh kita simak dalam nyanyiannyanyian suci di sinagog-sinagog (2)

Pada akhir abad pertengahan, pembakaran terhadap Talmud mula sedikit reda, meski demikian para penguasa (pemerintah) dan petinggi gereja selalu mewaspadai peredaran Talmud, mereka membenarkan penerbitan Talmud, yakni setelah melalui pemilihan dan semakan yang ketat.

Para penguasa dan petinggi gereja juga menghadkan peredaran Talmud, dan hanya boleh diedarkan di kalangan terbatas, itupun setelah dihapuskan pasal-pasal yang dianggap merugikan kaum Nasrani, serta pasal-pasal yang menganggangu ketenteraman awam. Dewan Perwakilan Rakyat Poland, pada tahun 1840 M melakukan kempen besar-besaran untuk membumihanguskan Talmud di negerinya. Melarang keras anak negerinya mempunyai Talmud, kerana petinggi Poland berpendapat: Bahawa Talmud adalah pendorong utama kaum Yahudi dalam mencemar dan menghina agama Nasrani. Kerajaan Poland dan petinggi gereja sepakat untuk membakar semua Talmud yang ada di bumi Poland, sehingga bumi Poland benar-benar steril (bersih) dari ajaran Talmud.

Tidak hanya itu kerajaan Poland juga menjatuhkan hukuman kepada rakyatnya yang menyimpan Talmud serta mempidanakan siapa saja yang menyebarkan Talmud.

Bahkan jika ketahuan ada orang yang mengajarkan Talmud, bukan hanya Talmudnya saja yang dibakar tetapi juga pengajarnya disumbat ke penjara sebelum akhirnya dibakar hidup-hidup.

Di antara sebab terpenting dari operasi besar-besaran pembumihangusan Talmud ini adalah perdebatan antara kaum Nasrani dengan kaum Yahudi. Dalam perdebatan tersebut para rabi merasa wajib menyampaikan intipati ajaran Talmud, mereka wajib mempertahankan Ta'alim (inti ajaran) Talmud di hadapan semua manusia, demikian pula sebaliknya para pendeta dan para uskup merasa wajib meluruskan keburukan-keburukan ajaran Talmud yang banyak mencemarkan nama Almasih dan kaum Nasrani.

Lebih dari itu isi Talmud sangat menghina al-Masih dan para pengikutnya secara terang-terangan. Para pendeta dan para uskup itu juga menyinggung tentang tingkah laku kaum Yahudi yang dengan mudah berpindah-pindah agama - semisal satu kes, ada seorang Yahudi yang keluar dari agamanya lalu memeluk agama Nasrani, pada masa yang sama ia tetap meyakini ajaran Talmud, realiti tersebut jelas menodai kesucian ajaran Nasrani.

Sebab lain adalah adanya pengakuan pemeluk agama Yahudi bahawa ajaran Talmud adalah ruh penghancur, penebar benih-benih permusuhan terhadap kaum Nasrani, dan kaumkaum lain bukan Yahudi. Tokoh terpenting dari kaum Murtad yang keluar dari agama Yahudi itu adalah Nicolas Donin dan Pablo Cristiani, keduanya lalu memberi maklumat tentang perang terhadap kebusukan-kebusukan ajaran Talmud. Pada tahun 1263 M telah terjadi perdebatan yang menakjubkan antara Pablo Cristiani vis-a-vis rabi Moses ben
Nahman di Barcelona.


sumber islampos.com / detik islam

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...