Sebelum Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, baginda sering
mengikut bapa saudaranya, Abu Thalib pergi berdagang... Pada suatu hari
Abu Thalib pergi ke Syam untuk berdagang, dan dibawanya sekali baginda
yang masih muda pada ketika itu, dan beberapa pemuka Quraisy yang
lain....
Dalam perjalanan, mereka berhenti sebentar untuk berehat sambil berteduh
dibawah sepohon Pokok...Tidak jauh dari tempat rehat mereka, ada sebuah
biara yang didiami oleh Ahli-ahli kitab.. dari tingkap biara itu ada
seorang Rahib (Ahli Kitab) yang sedang tekun memerhati rombongan Abu
Thalib yang sedang berehat..
Rahib itu keluar dan menuju kearah pohon itu,... Rahib itu menemui ketua
Rombongan (Abu Thalib) dan bertanya akan perkara berkaitan seorang
budak yang turut serta dalam rombongan itu... dia meminta izin untuk
bertemu dan memeriksa fizikal budak itu...
Diamati satu persatu lalu dia memegang tangan budak itu sambil berkata, .... “Aku bersumpah kepadamu, dan demi Tuhan yang esa, agar engkau menjawab pertanyaan-pertanyaan ku ini dengan jujur. ”
Rasulullah menjawab, “Aku selalu berkata jujur, dan aku tidak pernah berdusta ...Bertanyalah. ”
Rahib itu melanjutkan pertanyaannya, “Apakah yang paling kau suka perhatikan ? ”
Rasulullah menjawab, “Langit dan bintang-bintangnya.”
Rahib itu bertanya lagi, “Apakah kau juga bermimpi ? ”
Rasulullah menjawab, “Ya, dan apa saja yang aku lihat dalam mimpi, aku
lihat juga dalam keadaan berjaga.”
Rahib itu bertanya, “Boleh aku melihat di antara kedua bahumu ? ”
Rasulullah menjawab, “Ya, silakan.”
Rahib itu mendekati Rasulullah dan menyingkap jubah yang dipakai
baginda, diantara kedua bahunya... Dia melihat cop mohor kenabian
(Khatamun Nubuwah) sebesar buah apel..... “Sama.”
Abu Thalib bertanya, “Apa maksud mu..? Sama dengan apa ? ”
Rahib itu menarik lengan Abu Thalib dan memimpinnya jauh dari rombongan yang sedang leka berteduh....
“Katakan kepadaku. Apa hubungan kamu dengan anak ini ?”
Abu Thalib, yang sangat mencintai Rasulullah seperti anaknya sendiri, menjawab, “ Dia anak ku.”
Rahib itu menggeleng-gelengkan kepalanya “Tidak mungkin...!! dalam perkiraan ku Ayah anak ini telah meninggal dunia. ”
Abu Thalib terkejut dengan kenyataan Rahib itu, lalu dia membenarkan..“ Benar..
Dia adalah anak saudaraku... Bapanya adalah adik ku,...meninggal dunia
sebelum dia dilahirkan, dan aku sangat mencintainya seperti mana aku
mencintai anak-anak ku sendiri..”
Rahib itu berkata kepada Abu Thalib, “ Anak ini akan menjalani
kehidupan yang gemilang dan luar biasa di kemudian hari.... Aku khuatir,
Jika orang lain mengetahui apa yang telah aku lihat dan mereka
mengenalinya, mereka akan membunuh anak ini..... Sembunyikan dan
lindungi dia dari musuh-musuhnya ....Dia lah penghulu dan utusan Rabb
alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta."
Terkejut dengan perkataan Rahib tadi, segera Abu Thalib bertanya, "Bagaimana kamu ketahui tentang hal ini ? "
Sang Rahib menjawab, "Sesungguhnya ketika rombongan kamu muncul
dan berhenti berteduh, aku melihat pohon bersujud kepadanya dan pohon
ini tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi.... Dialah Nabi yang
ditunggu-tunggu....Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui
tanda-tanda yang dinyatakan dalam Kitab-kitab lama,.... tanda kenabian
yang terletak pada bagian bawah tulang rawan diantara kedua bahunya yang
mirip buah apel, menguatkan lagi kepercayaan aku tentang perkara ini"
Setelah itu, Rasulullah pun dipanggil untuk menemui si rahib, ketika
Rasulullah berjalan, tiba-tiba saja awan menaungi beliau...., pohon yang
sebelumnya menaungi orang Quraisy di tempat duduknya, tiba-tiba saja
beralih menaungi Rasulullah....Semua rombongan termasuk Abu Thalib,
takjub dengan apa yang terjadi....."Lihatlah, naungan pohon itu telah pindah kepadanya..."
Rahib didalam kisah ini adalah seorang pendita Nasrani yang bernama
Bahira... dan pohon yang suatu ketika dahulu pernah menanugi Rasulullah
masih lagi berdiri teguh disatu kawasan gurun tandus di Utara Jordan dan
diberitakan.. Pohon itu adalah satu-satunya sahabat Rasulullah yang
masih hidup hingga ke hari ini.......
halimislam.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan