Kisah Jon Dean kembali pada Islam bermula ketika ia memutuskan
bekerja di Riyadh, Arab Saudi. Ia bekerja di industri kesehatan dan
nutrisi. Bidang itu kebetulan sedang membutuhkan individu seperti
dirinya.
“Mereka membutuhkan saya guna membangun industri mereka.
Saya tahu, negara ini begitu kaya, banyak uang di sini,” kenang pria
asal Amerika Serikat itu seperti dinukil onislam.net.
Ketika tiba
di Riyadh, Jon sebelumnya tidak tahu banyak tentang Islam. Yang ia tahu,
Saudi seperti negara Arab lainnya, kaya minyak, terlibat perang dan
pertikaian. Ia sempat khawatir apakah pilihan ini yang terbaik baginya
atau tidak.
Dengan berbekal keyakinan tinggi, dan bermodalkan
pemahaman tentang Islam, Jon memulai petualangnya di Jazirah Arab dengan
satu tujuan, tidak terlibat dalam hal buruk, seperti dipenjara.
Setiap
hari Jon membaca buku tentang Islam. Baginya, Islam merupakan hal yang
asing meski ia berteman dengan penganut Hindu, Buddha, Ateis atau
Yahudi. Sekelebat membaca ada ketertarikan. Maklum, ia seorang peneliti
biologi yang haus akan rasa ingin tahu.
Memang, ketertarikan itu
lebih kepada ilmu pengetahuan belum sampai menyentuh aspek spiritual.
“Saya memang pribadi yang gemar membaca hal yang menarik, semisal saja,
Muhammad Ali, Bruce Lee,” kata dia.
Rasulullah Sosok yang Murah Hati
Lama
beradaptasi di bumi para nabi, Jon Dean menyadari Arab Saudi adalah
negara tertutup. Itu terlihat dari bagaimana tata cara berpakaian
masyarakatnya. Sangat berbeda dengan negeri asalnya, Amerika Serikat.
“Disini, sulit sekali melihat warga Saudi tersenyum,” ungkap dia seperti disitat onislam.net.
Namun,
Jon terkejut ketika mulai bersosialisasi dengan mereka. Sikap ramah,
hal yang tidak pernah terpikirkan Jon, mengejutkannya.
Ia bahkan
tak ragu keluar malam karena percaya tidak akan terjadi hal yang
diinginkan. Sejak itu, Jon menjadi heran mengapa televisi menggambarkan
mereka identik dengan hal negatif.
Jon bertanya-tanya, apa yang
dilihatnya ini tentu berkaitan dengan agama yang dianut mereka. Tanpa
ragu, Jon mencoba mencari tahu.
Sebagai negara Islam dan tempatnya
kiblat umat Islam dunia, dengan mudah Jon mendapatkan apa yang ia
inginkan. Ia mendapat informasi tentang sosok Nabi Muhammad SAW. Jon
menyimpulkan Rasulullah SAW merupakan sosok yang murah hati dan memiliki
kepribadian yang menarik.
Dari kisah Rasulullah, Jon coba mencari
tahu kisah nabi lain dalam Islam. Setelah itu, Jon mulai mempelajari
Alquran dan Hadist. Satu kesimpulan yang ia peroleh, Alquran berisi
tidak hanya berbicara tentang sejarah Islam tetapi sejarah agama lain,
yang tidak diceritakan kitab suci agama lain.
Membaca Ajaran Islam Membuat Jon Dean Ketagihan
Ketika
mempelajari Alquran dan Hadist, Jon Dean terheran-heran dengan
keajaiban kita suci umat Islam itu. Alquran, kata Jon, meminta umat
Islam untuk membaca.
“Sederhana tapi luar biasa,” kenang dia seperti disitat onislam.net.
Membaca,
masih kisah Jon, dalam hiraki penelitian merupakan satu elemen penting.
Membaca akan mempermudah penelusuran yang dilakukan guna mencapai satu
tujuan.
Pria asal Amerika Serikat itu pun terheran-heran, mengapa
peneliti menganggap agama hanya menghalangi tujuan mereka. Sementara
Islam, seiring sejalan dengan ilmu pengetahuan.
Islam bahkan mendukung umatnya menguasai ilmu pengetahuan. Mengetahui esensi ajaran Islam membuat Jon merasa ketagihan.
Shalat Membuat Jiwaku Tenang
Setelah
mempelajari Alquran dan Hadist, Jon Dean mencoba membaca literatur
tentang shalat, tiang agama Islam. Ia lantas membandingkan shalat dengan
ritual meditasi.
Ia mengikuti kelas yoga. Dan ia merasakan
kenikmatan batin yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Selanjutnya,
sebagai perbandingan ia spontan belajar shalat. Hasilnya, Jon merasakan
kenikmatan yang jauh lebih luar biasa ketika melakukan yoga.
“Setelah
Anda meletakan kepala Anda di lantai, ada sesuatu dalam tubuh Anda
memberitahu pikiran dan jiwa Anda. Ini luar biasa,” kenang dia seperti
disitat onislam.net.
Semakin banyak informasi yang ia peroleh
tentang Islam, membuat dirinya semakin siap mengucapkan dua kalimat
syahadat. Hanya saja, ia masih ragu. (baca: Membaca Ajaran Islam Membuat
Jon Dean Ketagihan).
Namun, keraguan itu terdorong hasil
temuannya. Islam seolah menarik pria asal Amerika Serikat itu. (baca:
Jon Dean: Rasulullah Sosok yang Murah Hati).
“Saya tak ragu untuk mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata dia.
Awalnya,
Jon merasa tidak mantap mengucapkan dua kalimat syahadat dengan bahasa
Arab. Lalu, ia meminta penerjemah guna membantu dirinya memahami
kata-kata yang diucapkan. (baca: Saudi Bawa Jon Dean Memeluk Islam).
Setelah
itu, wajah Jon yang semula pucat mendadak emosional. “Saya menangis.
Saya merasakan hal berbeda. Percaya atau tidak, ketika Anda menjadi
saya, Anda akan merasakan apa yang saya alami,” pungkasnya.
kisahmuallaf.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan