Barangkali
semua orang tahu sosej adalah makanan yang lazat. Makanan berbentuk
bulat panjang dan berwarna merah atau coklat ini terbuat dari daging,
sama ada daging ayam, sapi, domba, ikan atau babi. Bahan tersebut
dicincang, dihaluskan dan diberi bumbu, daging-daging tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam selongsong berbentuk bulat panjang simetris
dimasukkan ke dalam selonsong berbentuk bulat panjang simetris, baik
yang dibuat dari usus haiwan ataupun pembungkus buatan (casing). Sosej
juga dikenal berdasarkan nama kota atau daerah yang mengeluarkannya,
seperti berliner (Berlin), braunscheiger (Braunshweig), genoa salami
(Genoa), dan lain-lain.
Sosej digemari banyak orang, kerana selain rasanya lazat, makanan ini
juga tergolong mudah disajikan. Bahkan kebelakangan ini ada sosej yang
boleh terus dimakan tanpa perlu dimasak lagi.
Istilah sosej berasal dari bahasa Latin, yaitu “salsus”, yang ertinya
garam. Hal ini merujuk pada erti potongan atau hancuran daging yang
diawetkan dengan penggaraman.
Namun tahukah anda komponen penyusun sosej yang sering anda makan?
Dan kesan negatif apa saja yang dapat ditimbulkan dengan memakannya?
Mari kita perhatikan huraian berikut;
Jenis Sosej
Kramlich (1971) membahagikan sosej menjadi enam kelas. Sementara itu,
Forrest et al (1975) membagi sosej menjadi enam kategori berdasarkan
cara pembuatan yang digunakan oleh pabrik, yaitu: sosej segar, sosej
asap-tidak dimasak, sosej asap-dimasak, sosej masak, sosej fermentasi,
dan daging giling masak.
Sosej segar dibuat dari daging segar yang tidak dikuring. Penguringan
adalah suatu cara pengolahan daging dengan menambahkan beberapa bahan
seperti garam natrium klorida (NaCl), natrium-nitrit, natrium-nitrat,
gula, serta bumbu-bumbu. Sosej segar tidak dimasak sebelumnya dan
biasanya tak diasapi, sehingga sebelum dimakan.
Sosej masak dibuat dari daging yang telah dikuring sebelum digiling.
Sosej jenis ini dimasak dan biasanya diasapi. Daya simpannya lebih lama
daripada sosej segar. Contohnya, frankfurter dan hot dog.
Dilihat dari jenis dagingnya, sosej dapat terdiri dari beberapa
macam, yaitu sosej sapi, sosej ayam, dan sosej babi. Akhir-akhir ini
daging kambing juga telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan sosej.
Di Bali, terkenal sosej yang dibungkus dengan casing usus babi. Sosej
itu dinamakan “urutan”
Komponen Penyusun
Komponen utama sosej terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu,
pada sosej juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat,
pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat
protein, dan karbohidrat.
Lemak sering ditambahkan pada pembuatan sosej sebagai pembentuk
permukaan aktif, mencegah pengerutan protein, mengatur konsistensi
produk, meningkatkan cita rasa, dan mencegah denaturasi protein.
Penambahan garam pada pembuatan sosej bertujuan untuk meningkatkan
cita rasa, pengembang protein daging, pelarut protein daging,
meningkatkan kapasitas pengikatan air (water holding capacity = WHC),
serta sebagai pengawet. Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam
untuk meningkatkan WHC pada sosej.
Tanpa garam dan fosfat, sosej akan susah untuk dibuat. Asam askorbat
sering ditambahkan dalam bentuk asam askorbat maupun natrium askorbat
untuk membantu pemerahan daging. Selain itu, asam askorbat juga
berfungsi sebagai antioksidan agar produk tidak mudah tengik.
Untuk mensubtitusi daging, pada pembuatan sosej sering juga
ditambahkan isolat protein. Selain itu, pada pembuatan sosej juga
ditambahkan karbohidrat sebagai bahan pengisi sosej.
Pengawet dan Pewarna
Pada pembuatan sosej, bahan pengawet yang sering digunakan
adalahnitrit. Aktivitas antibakteri nitrit telah diuji dan ternyata
efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteria Clostiridium botulinum, yang
dikenal sebagai bakteria patogen penyebab keracunan makanan. Nitrit
dapat menghalang pertumbuhan dan perkembangan spora Clostiridium botulinum, Clostiridium perfringens, dan Stapylococcus aureus pada daging yang diproses.
Selain sebagai pengawet, fungsi penambahan nitrit pada proses kuring
daging adalah untuk memperoleh warna merah yang stabil. Nitrit akan
terurai menjadi nitrit oksida, yang selanjutnya bakal bereaksi dengan
mioglobin membentuk nitrosomioglobin.
Meskipun nitrit sebagai salah satu bahan tambahan pangan memberikan
banyak keuntungan, ternyata dari berbagai penelitian telah dibuktikan
bahwa nitrit dapat membentuk nitrosamin yang bersifat toksik dan
karsinogenik. Nitrosodimetilamin hasil reaksi nitrit dapat menyebabkan
kerosakan pada hati dan bersifat karsinogen kuat yang boleh menggalakkan
penyakit tumor pada beberapa organ tikus percubaan.
Jenis bahan pengawet dan dos maksimum yang diizinkan pada sosej
berdasarkan SNI 01-0222-1995 adalah belerang dioksida (450 mg/kg),
kalium nitrat (500 mg/kg), kalium nitrit (125 mg/kg), natrium nitrat
(500 mg/kg), serta natrium nitrit (125 mg/kg). Jenis pewarna yang biasa
digunakan pada sosej adalah eritrosin dan merah allura, masing-masing
dengan kadar maksimum 300 mg/kg.
Jenis Casing
Terdapat tiga jenis casing yang sering digunakan dalam pembuatan sosej, iaitu alami, kolagen, serta selulosa. Casing alami biasanya
terbuat dari usus alami haiwan. Casing ini mempunyai keuntungan dapat
dimakan, bergizi tinggi, dan melekat pada produk. Kerugian penggunaan
casing ini adalah produk tidak awet.
Casing kolagen biasanya berbahan baku dari kulit haiwan besar. Keuntungan dari penggunaan casing ini adalah dapat diwarnai, bisa dimakan, dan melekat pada produk. Casing selulosa biasanya berbahan baku pulp. Keuntungan casing selulosa adalah dapat dicetak atau diwarnai dan murah. Casing selulosa sangat keras dan dianjurkan untuk tidak dimakan.
Casing kolagen biasanya berbahan baku dari kulit haiwan besar. Keuntungan dari penggunaan casing ini adalah dapat diwarnai, bisa dimakan, dan melekat pada produk. Casing selulosa biasanya berbahan baku pulp. Keuntungan casing selulosa adalah dapat dicetak atau diwarnai dan murah. Casing selulosa sangat keras dan dianjurkan untuk tidak dimakan.
Saat ini telah dikembangkan poly amid casing, iaitu casing yang
terbuat dari plastik. Casing jenis ini tidak bisa dimakan, dapat dibuat
berpori atau tidak, bentuk dan ukurannya dapat diatur, tahan terhadap
panas, dan dapat dicetak.
Nilai Gizi
Sosej merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi
tinggi. Komposisi gizi sosej berbeza-beza, tergantung pada jenis daging
yang digunakan dan proses pengolahannya.
Produk olahan sosej kaya dengan tenaga dan dapat digunakan sebagai
sumber karbohidrat. Selain itu, sosej juga memiliki kandungan kolesterol
dan sodium yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit
jantung, stroke, dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.
Ketentuan mutu sosej berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI
01–3820-1995) adalah: kadar air maksimal 67 persen, abu maksimal 3
persen, protein minimal 13 persen, lemak maksimal 25 persen, serta
karbohidrat maksimal 8 persen.
Peneliti Inggris berulangkali mengingatkan bahawa memakan sosej satu
batang per hari dapat meningkatkan resiko kanker usus. Peneliti dari
World Cancer Research Fund (WCRF) juga menegaskan bahwa 50 gram saja
sosej yang dimakan setiap hari dapat meningkat penyakit kanker usus
hingga 20 persen. Karena meski terasa enak ternyata daging sosis
mengandung kolesterol dan sodium yang tinggi.
Selain itu, sosej juga mengandung bahan pengawet. Bahan pengawet
inilah yang memungkinkan daging sosej dapat tahan berhari-hari.
Bahan-bahan berbahaya lain yang terkandung dalam sosej adalah
Mononatrium/Monosadium Glutamat (MSG). Zat inilah yang membuat sosej
terasa lazat meski tak menggunakan bumbu tambahan apapun saat disajikan.
Seperti diketahui MSG sangat berbahaya jika diguna secara berlebihan
(lebih 6 mg gram per hari) kerana dapat menyebabkan penyakit jantung,
stroke, dan sebagainya.
Sejak setahun lalu, WCRF telah memperingatkan bahaya memakan daging olahan, seperti sosej, ham, hot dog dan pastrami.
Mengapa berbahaya? Seperti dikemukakan, daging olahan adalah daging
yang mengalami proses kimia lanjutan. Berbeda dengan daging mentah biasa
yang diolah atau dimasak sendiri. Bukti peningkatan risiko bagi
pengguna yang memakan daging olahan telah banyak ditemukan. Dan
penderita penyakit kanser usus ternyata adalah penikmat setia daging
olahan.
mummynemo
Tiada ulasan:
Catat Ulasan